Gunung Batur Kintamani :Dari sekian banyaknya yang terdapat di Bali,Kintamani Bangli adalah salahsatunya.Kintamani
merupakan kecamatan di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Kecamatan ini
juga merupakan kawasan wisata pemadangan alam yang indah di Bali.
Potensi
wisata kawasan ini adalah pemandangan kawasan pegunungan yang sangat
unik dan menakjubkan. Setelah kira-kira 2 jam perjalanan dari Kota
Denpasar, kita akan sampai di kawasan ini, tepatnya di tempat yang
disebut Penelokan, yang sesuai dengan namanya dalam bahasa Bali yang
berarti tempat untuk melihat-lihat merupakan lokasi yang paling
strategis untuk menikmati pemandangan alam di kawasan wisata ini.
Penelokan terletak di Kedisan, salah satu desa di Kec. Kintamani.
Dari
Penelokan kita bisa menyaksikan pemandangan menakjubkan. kombinasi
antara Gunung Batur beserta hamparan bebatuan hitam dengan Danau Batur
yang berbentuk bulan sabit berwarna biru di sebuah kaldera yang oleh
wisatawan-wisatawan dikatakan sebagai kaldera terindah di dunia.
Penelokan sudah mempunyai infrastruktur yang cukup memadai sebagai
tempat wisata, antara lain penginapan maupun restoran.
Dari
Penelokan kita mempunyai dua alternatif untuk melanjutkan perjalanan di
Kintamani. pertama kita bisa melanjutkan ke arah utara menuju Desa
Batur. Di desa ini kita bisa berkunjung ke salah satu pura kahyangan
jagat di Bali yang bernama Pura Batur. pura ini pada awalnya terletak di
sebelah barat daya Gunung batur yang kemudian dipindahkan bersamaan
dengan pindahnya warga desa ke bagian atas.
Alternatif
kedua kita bisa turun ke pusat Desa Kedisan untuk selanjutnya
menyeberang melintasi danau ke sebuah desa tua yang bernama Terunyan. Di
Desa Terunyan kita bisa melihat peradaban Bali kuno yang disebut Bali
Aga. di desa ini orang-orang yang sudah meninggal tidak dikubur tetapi
diletakan begitu saja di bawah sebuah pohon. Mayat-mayat ini tidak
mengeluarkan bau sama sekali.
Sumber-sumber
yang menyebutkan tentang Danau Batur adalah Lontar Kesmu Dewa. Lontar
Usana Bali dan Lontar Raja Purana Batur. Disebutkan bahwa Pura Batur
sudah ada sejak zaman Empu Kuturan, yaitu abad ke-10 sampai permulaan
abad ke-11. Luasnya areal dan banyaknya pelinggih-pelinggih maka
diperkirakan bahwa Pura Batur adalah penyiwi raja-raja yang berkuasa di
Bali, sekaligus merupakan Kahyangan Jagat. Di Pura Batur yang
diistanakan adalah Dewi Danu yang disebutkan dalam Lontar Usana Bali
yang terjemahannya sebagai berikut:
Adalah
ceritera, terjadi pada bulan Marga Sari (bulan ke V) waktu Kresna Paksa
(Tilem) tersebutlah Betara Pasupati di India sedang memindahkan Puncak
Gunung Maha Meru dibagi menjadi dua, dipegang dengan tangan kiri dan
kanan lalu dibawa ke Bali digunakan sebagai sthana Putra beliau yaitu
Betara Putrajaya (Hyang Maha Dewa) dan puncak gunung yang dibawa tangan
kiri menjadi Gunung Batur sebagai sthana Betari Danuh, keduanya itulah
sebagai ulunya Pulau Bali. Kedua Gunung ini merupakan lambang unsur
Purusa dan Pradana dari Sang Hyang Widhi. Pura Batur merupakan tempat
Pemujaan Umat Hindu di seluruh Bali khususnya Bali Tengah, Utara dan
Timur memohon keselamatan di bidang persawahan. Sehingga pada saat puja
wali yang jatuh pada Purnamaning ke X (kedasa) seluruh umat terutama
pada semua kelian subak, sedahan-sedahan datang ke Pura Batur
menghaturkan "Suwinih". Demikian kalau terjadi bencana hama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar